Eks Aspers KSAD Akui Banyak Kecurangan dalam Rekruitmen TNI, Terstruktur dari Bawah ke Atas

Eks Aspers KSAD, Letjen TNI (Purn) Mulyo Aji
Sumber :
  • YouTube

Gorontalo – Eks Aspers KSAD, Letjen TNI (Purn) Mulyo Aji blak-blakan soal banyaknya kecurangan dalam prosea rekruitmen TNI

Fakta ini dibuka saat Letjen TNI (Purn) Mulyo tampil di kanal YouTube Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, Selasa, 9 Mei 2023 kemarin.

Mulyo bercerita banyak kecurangan itu muncul lewat aduan yang disampaikan melalui pesan WhatsApp pribadinya. 

Soal mengapa sampai muncul aduan di nomor WhatsApp pribadinya, ternyata Mulyo memang sengaja menaruh kontak pribadinya sebagai kontak aduan.

Mulyo sendiri menawarkan hal itu kepada Jenderal Andika yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Tawaran itu disetujui Jenderal Andika dan betapa terkejutnya Mulyo dalam sehari lebih dari 200 aduan yang dia terima.

“WA itu nomor saya sendiri, saya bilang ke pak Andika ‘Pak biar pakai nomor saya sendiri, supaya saya yakin semua terlayani,” ujar Mulyo Aji dikutip dari VIVA.co.id.

"Jadi yang mengajukan saya sehari itu ada sampai dengan lebih dari 200 WA sehari. Kadang waktu pertama kali itu booming itu, waduh (terkejut),” sambung Mulyo Aji.

Yang uniknya, meski saat ini dirinya tak lagi aktif sebagai anggota TNI masih ada saja yang melaporkan kecurangan dalam proses rekruitmen TNI.

Bahkan sehari sebelum tampil di kanal YouTube Jenderal Andika dia masih menerima aduan dari masyarakat.

"Sampe dengan kemarin sore, saya masih balas WA, disitu saya sampaikan saya sudah bukan Aspers KSAD lagi,” ungkapnya sambil tertawa.

Perlu perbaikan sistem

Letjen Mulyo mengatakan banyaknya kecurangan yang terjadi dalam prosesrekruitmen TNI diaebabkan oleh sistem yang salah.

Kenyataan ini, kata dia, bahkan sudah terjadi selama bertahun-tahun. 

Dia juga mengakui bahwa kecurangan ini teratruktur mulai dari bawah hingga atas. Tadinya dia berpikir bahwa 'permainan' ini hanya di tingkatan atas, tenyata di bawah juga ada main mata.

"Harus ada sistem baru ataupun sesuatu yang kita jadikan sebagai fungsi pengawasan,” jelas Mulyo.

“Tadinya kan kita pikir yang main tingkat tinggi, ternyata dari tingkat atas sampai tingkat bawah main semua. Maka dengan adanya mereka lapor kepada saya terus dan saya tindak lanjuti, akhirnya pada zaman itu tidak ada yang berani,” tutupnya.