Anies Pernah Tolak Ajakan Prabowo Jadi Cawapres: Saya Punya Komitmen
- twitter @aniesbaswedan
Gorontalo – Bakal Calon Presiden dari Demokrat, Anies Baswedan mengaku pernah diajak Prabowo Subianto untuk menjadi Cawapresnya pada Pilpres 2019.
Hal itu diungkap Anies Baswedan saat tampil di knala YouTube Marry Riana.
Mula-mula Anies ditanya soal perjanjian politiknya dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu. Anie lantas menjawab bahwa sederhana.
Anies bilang dirnya hanya ingin fokus membangun Jakarta, meski setelah Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 ada Pilpres 2019.
"Sesederhana itu, tuntaskan lima tahun, sesudah itu kita tidak tahu apa lagi yang terjadi," kata Anies.
"Jadi kita komit komitmen itu saya pegang," sambung Anies.
Setelah itu, Anies baru menyinggung tentang ajakan Prabowo yang memintanya jadi Cawapres pada Pipres 2019. Namun, ajak itu ditolak.
"Ketika di tahun 2018 saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan ke beliau 'terima kasih ata undangannya, ini sebuah kehormatan. Tapi saya punya komitmen untuk menyelesaikan (tugas) di Jakarta'," ungkap Anies.
Jaga kepercayaan
Penolakan itu, kata Anies, merupakan bentuk komitmennya bersama warga untuk membangun Jakarta. Andai kata diterima (ajakan cawapres) Anies khawatir masyarakat tidak akan percaya lagi dengan proses demokrasi.
Kuncinya menyelesaikan janji dengan warga Jakarta. Karena janji saya dengan warga Jakarta banyak," ujar Anies.
"apa yang harus saya sampaikan kepada mereka kalau setelah satu tahun saya pergi. Nanti mereka tidak lagi percaya pada proses demokrasi. Saya tidak mau kerjakan itu," pungkas Anies.
Sebagaimana diketahui, isu perjanjian politik antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto belakangan ini menjadi perbincangan publik.
Dimana dalam perjanjian itu dikatakan Anies tidak akan maju pada Pilpres 2024 jika Prabowo juga maju.
Namun, belakangan Anies malah mendapat dukungan dari NasDem untuk bertarung pada Pilpres tahun depan. NasDem bahkan sudah mendeklarasikan Anies beberapa bulan lalu.