7 Dampak Buruk Membentak pada Anak, Ini Tidak Layak Dilakukan
- Istimewa
VIVA Gorontalo – Pendekatan kasar terhadap anak, seperti membentak, bukanlah metode yang efektif untuk mendidik mereka.
Sebaliknya, tindakan tersebut memiliki dampak jangka panjang yang serius pada perkembangan emosional dan psikologis anak.
Berikut tujuh dampak buruk yang bisa terjadi akibat membentak pada anak:
1. Kerusakan pada Kepercayaan Diri
Membentak dapat membuat anak merasa rendah diri dan meragukan kemampuannya.
Mereka mungkin merasa tidak berharga atau tidak pantas mendapat kasih sayang karena sering ditekan dengan keras.
2. Gangguan pada Kesehatan Mental
Studi menunjukkan bahwa anak yang sering mengalami perilaku agresif dari orang dewasa cenderung mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Membentak bisa menjadi salah satu pemicu utama masalah ini.
3. Ketergantungan pada Kekerasan
Anak-anak yang sering disiplin dengan cara fisik cenderung mempelajari bahwa kekerasan adalah cara yang sah untuk menyelesaikan konflik atau mengekspresikan emosi.
Ini bisa berdampak negatif pada hubungan mereka di masa depan dan bisa membentuk pola perilaku agresif.
4. Rendahnya Keterampilan Sosial
Pengalaman negatif seperti dibentak dapat mengganggu perkembangan keterampilan sosial anak.
Mereka mungkin kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain atau memahami bagaimana menangani konflik secara konstruktif.
5. Pengaruh Buruk pada Belajar
Anak yang sering mengalami tekanan fisik atau emosional cenderung memiliki kinerja akademik yang lebih rendah.
Mereka mungkin sulit berkonsentrasi di sekolah dan kurang termotivasi untuk belajar.
6. Sikap Terhadap Orang Tua
Membentak juga dapat merusak hubungan antara anak dan orang tua.
Anak mungkin kehilangan rasa koneksi dan kepercayaan pada orang tua mereka, yang bisa berdampak pada hubungan keluarga yang sehat di masa depan.
7. Mengulang Pola Perilaku
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan di mana kekerasan diterima sebagai bentuk disiplin mungkin akan mengulangi pola perilaku tersebut ketika mereka menjadi orang tua nanti, menciptakan lingkaran kekerasan yang terus berlanjut.