Nenek Moyang Orang Amerika Berasal dari Asia, Ini Buktinya

Ilustrasi genetika
Sumber :
  • Pixabay

Gorontalo – Hasil studi genetika baru baru ini mengungkapkan beberapa fakta tentang nenek moyang orang-orang Amerika. Disebutkan bahwa manusia pertama yang tiba di daratan Amerika berasal dari Cina.

Pastikan Kualitas Pupuk NPK Phonska di Gorontalo Terjamin, Pupuk Indonesia Gelar Program PI Menyapa

Dahulu orang-orang mempercayai bahwa nenek moyang orang Amerika berasal dari Siberia Kuno, yang melakukan perjalanan menyebrangi jembatan alami yang ada di Selat Bering. Jembatan tersebut menghubungkan antara Rusia moderen dengan Alaska.

Dilansir dari VIVA.co.id yang mengutip dari The Guardian, Rabu, 17 Mei 2023, penelitian terkini mengungkap nenek moyang Amerika itu tiba dalam dua migrasi berbeda selama dan setelah zaman es terakhir. 

Janji Ragnar Oratmangoen di Laga Timnas Indonesia Vs Filipina Hari Ini

“Temuan kami menunjukkan bahwa selain sumber leluhur penduduk asli Amerika di Siberia yang telah diindikasikan sebelumnya, pesisir utara China juga berfungsi sebagai reservoir genetik yang berkontribusi pada kumpulan gen," kata Yu-Chun Li, salah satu penulis laporan tersebut.

Li menambahkan selama migrasi kedua garis keturunan yang sama menetap di Jepang. Hal ini dinilai dapat membantu menjelaskan kesamaan pada mata panah dan tombak prasejarah yang ditemukan di Amerika, China, dan Jepang.d

Serius Transformasi Sepak Bola Indonesia, PSSI Cetuskan Liga 4

Penelitian yang dilakukan sejak akhir 2000an dan yang masih akan berlanjut ini, menjadi pengingat bahwa sumber-sumber gen yang beragam dari Asia yang dapat dihubungkan dengan garis keturunan kuno.

Hal ini disebut jadi pemicu populasi di seluruh Amerika, termasuk Bolivia, Brasil, Chile, Ekuador, Meksiko, dan California, AS.

Diwarisi Ibu 

Dikenal sebagai D4h, garis keturunan ini ditemukan dalam DNA mitokondria, yang hanya diwarisi dari ibu dan digunakan untuk melacak garis keturunan ibu. Tim dari Institut Zoologi Kunming, China, memulai melakukan perburuan D4h selama 10 tahun, menyisir 100 ribu sampel DNA modern dan 15.000 sampel DNA kuno di seluruh Eurasia (Eropa dan Asia). Akhirnya peneliti menemukan 216 individu kontemporer dan 39 individu kuno yang berasal dari garis keturunan kuno.

Dengan menganalisis mutasi yang terjadi dari waktu ke waktu, melihat lokasi geografis sampel dan menggunakan penanggalan karbon, mereka dapat merekonstruksi asal-usul dan sejarah ekspansi D4h. Hasilnya mengungkapkan dua peristiwa migrasi. Yang pertama terjadi antara 19.500 dan 26.000 tahun yang lalu, ketika lapisan es mencapai puncaknya dan kondisi iklim di China utara tidak ramah. Yang kedua terjadi selama periode pencairan, antara 19.000 dan 11.500 tahun yang lalu. 

Meningkatnya populasi manusia selama periode ini mungkin telah memicu migrasi manusia. Selama migrasi kedua inilah para ilmuwan menemukan hubungan genetik yang mengejutkan antara penduduk asli Amerika dan Jepang, khususnya suku Ainu.

Lewat penelitian tersebut sebuah subkelompok bercabang dari pesisir utara China ke Jepang, yang berkontribusi pada orang Jepang. Li mengatakan kekuatan dari penelitian ini adalah jumlah sampel yang mereka temukan dan bukti pelengkap dari DNA kromosom Y yang menunjukkan bahwa nenek moyang laki-laki penduduk asli Amerika tinggal di China utara. Pada waktu yang sama dengan nenek moyang perempuan membuat para peneliti yakin akan temuan mereka. 

"Namun, kami tidak tahu di tempat mana tepatnya di pesisir utara China ekspansi ini terjadi dan peristiwa spesifik apa yang mendorong migrasi ini," katanya. 

"Lebih banyak bukti, terutama genom kuno, diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini."