Warning IDAI! Kasus Diabetes Anak Meningkat 70 Kali Lipat Tahun 2023

Ilustrasi diabetes
Sumber :
  • Nataliya Vaitkevich / Pexels

Gorontalo – Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Muhammad Faizi, SpA(K) mengatakan bahwa penyakit diabetes pada aana meningkat 70 kali lipat dalam 13 tahun belakangan.

Tingkat Diabetes Gorontalo Tinggi, KK Indonesia Hadirkan Vitayang Milchrom Sebagai Solusi

IDAI mencatat, 46 persen anak usia rentang 10 sampai 14 tahun rentan terhadap diabetes, kemudian usia 5 sampai 9 tahun  31,5 persen, dan bayi baru lahir 19 persen. 

Jika dipersentasekan berdasarkan kelamin, perempuan lebih banyak diintai dengan persentasi 59,3 persen berbanding 40,7 persen laki-laki. Angka ini baru berdasarkan data dari di 13 kota.

Berpesta di Kapal, Anggota DPRD Sumenep Dikritik Warga: Kami Kecewa

"Indonesia luas sekali, jadi mungkin lebih banyak lagi. Saya nggak bisa memperkirakan berapa sebenarnya (angka) realnya. Ini peningkatan dari 2010 sampai 2023 artinya 70 kali lipat lebih,” ujar dokter Faizi dikutip dari VIVA, Senin 6 Januari 2023.

Dokter Faizi mengatakan berdasarkan data IDAI pasien diabetes di bawah 18 tahun sebanyak 164 orang. Kota dengan jumlah pasien terbanyak yakni Jakarta dan Surabaya. Sementara jenis diabetes yang sering menyerang anak anak adalah tipe 1 dan 2. Tipe 1 jauh lebih berbahaya dibanding tipe 2 karena belum ada pencegahannya. 

Anti Pelakor! Ini Doa Agar Suami Selalu Setia dan Selalu Ingat Istri

Beda halnya dengan diabetes tipe 2 yang sangat mudah dicegah, terutama dengan mengubah pola hidup. dokter Faizi pun tak menampik jika pandemi Covid-19 menjadi penyebab mengapa anak-anak berisiko obesitas yang berakhir dengan diabetes tipe 2.

Namun, dokter Faizi pun menambahkan para orang tua harus melibatkan anak-anak pada kegiatan aktif secara fisik. Kemudian menghindari kegiatan yang dapat memicu kemalasan, seperti bermain gadget.

"Kalau tipe 2, caranya mengurangi mengubah lifestyle yang malas-malasan. Jadi aktif secara fisik. Kurangi paparan gadget, ini yang akibatkan anak-anak inaktif terutama saat pandemi. Saat pandemi anak-anak obesitas meningkat. Atur diet lebih seimbang, kurangi asupan karbohidrat, junk food," pungkas dokter Faizi.