PSIS VS Persebaya: Duel Klasik Dua Tim Bersejarah, Dari Puasa Senin-Kamis Hingga Mandi Kembang
- Persebaya.id
VIVA Gorontalo – PSIS Semarang akan menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan BRI Liga 1 2023/2024 akhir pekan ini.
Duel kedua tim adalah satu di antara perseteruan klasik di Liga Indonesia.
Jauh sebelum BRI Liga 1 ada, persaingan Mahesa Jenar dan Bajul Ijo sudah dimulai sejak era Perserikatan.
Dua peristiwa yang paling besar ialah final Perserikatan 1987.
Setahun berselang, kedua tim kembali bertemu dalam final Liga Indonesia V 1998/1999 yang digelar di Stadion Klabat Manado.
Pertarungan PSIS Vs Persebaya episode pertama terjadi di Senayan, pada 11 Maret 1987 di final Perserikatan.
Saat itulah, PSIS mendapat julukan Si Jago Becek, tapi menampilkan racikan total football ala Sartono Anwar.
PSIS, jika melawan Persebaya, selalu dalam posisi yang tidak dijagokan. Materi pemain jadi alasannya. Pada musim 1986/1987 pun demikian.
Dari Puasa Senin-Kamis Hingga Mandi Kembang
Sekali lagi, duel antara PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya adalah "el clasico" sesungguhnya di gelaran Liga Indonesia.
Keduanya sama-sama tim dari ibukota provinsi. Sama-sama kuat dalam hal basis dukungan suporter.
Jika selama ini Bonek Manianya Persebaya dikenal dengan militansinya, Panser Biru dan Snex tidak kalah militan dan fanatis.
Dari kedua kubu suporter sudah bisa dibayangkan bagaimana totalitas mereka mendukung tim kesayangan mereka masing-masing.
Namun, di luar dari itu ada cerita yang tak kalah menarik pada perjalanan perseteruan dua "tim bangkotan" dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.
Pada April 1999 laporan Tabloid BOLA edisi saat itu melaporkan bahwa kedua juga beradu strategi spiritual.
Percaya atau tidak, manajer Persebaya saat itu, Karwoto melakukan puasa Senin-Kamis dan ditambah doa dari seorang Kiai.
Sementara PSIS tidak mau kalah. Pada musim sebelumnya para pemain diharuskan mandi kembang di wisata Api Abadi Mrapen, Purwodadi.
Pada 1998/1999 mereka punya pawang gol dan penerapi kejiwaan atau psikolog.
Perseteruan di Era BRI Liga 1
Sejak era Liga Indonesia, PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya telah bertemu sebanyak delapan kali.
Dimulai dari Liga Indonesia musim 2018-2023.
Dengan rincian, Persebaya berhasil menang empat kali, sementara PSIS dua kali. Sisanya berakhir imbang.
Selain itu, mereka juga sempat bertemu di Liga 2 selama tiga kali. Kedua tim sama-sama menang satu kali, dan sisanya imbang.
Pada musim 2023/2024 ini, kedua tim kembali akan bertarung di pekan ketiga.
Jika dilihat dari sejarah, sampai saat ini Persebaya masih menjadi unggulan.
Namun seperti kata para pundit football, bahwa sepak bola bukanlah hitung-hitungan matematika.
Karena itu, semua hal bisa terjadi dalam 90 menit pertandingan diatas lapangan.
Begitu pula dengan partai klasik PSIS vs Persebaya di stadion Jati Diri Semarang akhir pekan nanti.
Prediksi pemain
Jika dilihat dari materi pemain, kedua tim memiliki materi pemain yang tidak jauh berbeda.
Tim asuhan Aji Santoso masih mengandalkan perpaduan antara pemain muda dan senior.
Dari barisan paling belakang, coach Aji masih belum punya alasan untuk mengganti Ernando Ari jadi pilihan utama.
Kiper andalan Timnas Indonesia itu akan dikawal duet bek tangguh Dusan Stevanovic dan Kadek Raditya.
Posisi kiri dan kanan sepertinya masih akan diisi Reva Adi yang akan ditemani mobilitas tinggi dari Arif Catur Pamungkas di sisi kanan.
Sementara trio Ze Valente, Song Ui Yong dan Ripal "Mulet" Wahyudi akan menjadi penghubung lini belakang dan depan.
Di mana lini depan juga sepertinya tidak akan mengalami perubahan banyak.
Paulo Victor yang baru sembuh dari cedera akan ditemani Bruno Moreira sebagai top score sementara Bajul Ijo, dan Sho Yamamoto.
Dari tuan rumah, pelatih Gilbert Agius juga akan mengandalkan pemain-pemain inti seperti pada pertandingan sebelumnya.
Penjaga gawang akan diisi Adi Satryo yang akan dijaga empat pemain belakang andalan.
Mulai dari Fredyan, Lucao, Wahyu Prast dan Alfreando Dewangga.
Sementara Luthfi Kamal, Diarra dan Vitinho akan bahu membahu di lini tangah.
Di lini depan Carlos Fortes akan menjadi ujung tombak utama. Ditemani kapten tim Septian David Maulana, dan Taisei Marukawa.