Penyakit Vaginismus: Ketika Intim Menjadi Tantangan

Ilustrasi penyakit vaginismus
Sumber :
  • Pexel

VIVA Gorontalo – Pernah dengar penyakit Vaginismus? Belakangan penyakit vaginismus menjadi perbincangan publik lantaran diidap oleh Aktris Arawinda Kirana.

Lihat Timnya Menang 3 Kali Beruntun, Gelandang Persebaya Termotivasi Sembuh

Lalu apa seperti apa itu penyakit Vaginismus?

Pada suatu titik dalam kehidupan, banyak wanita mengalami ketidaknyamanan atau rasa sakit selama berhubungan seksual, yang dapat mengganggu keintiman dalam hubungan mereka. 

Pastikan Kualitas Pupuk NPK Phonska di Gorontalo Terjamin, Pupuk Indonesia Gelar Program PI Menyapa

Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gejala ini adalah vaginismus. 

Berikut ini uraian penyakit vaginismus, termasuk penyebabnya, gejala, pengobatan, dan harapan untuk pemulihan.

Apa itu Penyakit Vaginismus

Janji Ragnar Oratmangoen di Laga Timnas Indonesia Vs Filipina Hari Ini

Vaginismus adalah kondisi medis yang ditandai oleh kontraksi involunter otot-otot di sekitar vagina yang membuat penetrasi menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin. 

Ini dapat menghasilkan rasa sakit yang parah dan ketidaknyamanan saat mencoba berhubungan seksual.

Penting untuk mengenali dan memahami vaginismus karena dapat berdampak signifikan pada kehidupan seksual dan emosional seorang wanita, serta hubungannya dengan pasangan. 

Namun, dengan penanganan yang tepat, vaginismus dapat diatasi.

Penyebab Vaginismus

Faktor Fisik

Vaginismus dapat terjadi akibat gangguan anatomi atau medis tertentu yang memengaruhi vagina atau otot-otot di sekitarnya. 

Ini termasuk infeksi, endometriosis, atau bahkan kelainan bawaan.

Peran Hormon dalam Vaginismus

Perubahan hormonal, terutama selama periode menopause, juga dapat memengaruhi elastisitas vagina dan menyebabkan vaginismus.

Arawinda Kirana

Photo :
  • Ig @arawindak

Faktor Psikologis

Stres dan Kecemasan

Faktor psikologis, seperti stres dan kecemasan, dapat menjadi pemicu utama vaginismus. 

Kecemasan terkait dengan aktivitas seksual atau pengalaman seksual traumatis masa lalu dapat memicu ketegangan otot.

Pengalaman Traumatis atau Kekerasan Seksual

Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual atau kekerasan seksual dalam masa lalu juga dapat berkontribusi pada perkembangan vaginismus. 

Kecemasan dan ketakutan yang terkait dengan pengalaman tersebut dapat memicu ketegangan otot yang persisten.

Faktor Sosial dan Budaya

Peran Norma Sosial dan Budaya

Norma sosial dan budaya yang meletakkan tekanan pada keperawanan atau tabu tentang seks dapat menciptakan rasa kecemasan dan ketakutan pada hubungan seksual.

Ini dapat menyulitkan untuk merasa nyaman dengan tubuh sendiri dan pasangan.

Pengaruh Lingkungan

Lingkungan sosial dan budaya juga memainkan peran penting dalam perkembangan vaginismus. 

Kondisi seperti perasaan terkekang atau tekanan dari keluarga atau masyarakat dapat menjadi faktor yang memicu kondisi ini.