Sejarah Lato-lato, Permainan Asal Amerika yang Hijrah ke Gorontalo

Permainan Lato-lato
Sumber :
  • instagram

Gorontalo – Menarik untuk membahas sejarah Lato-lato. Permainan jadul satu ini lagi digandrungi semua kalangan di Indonesia. Di Gorontalo, permainan ini dikenal dengan sebutan Noku-noku. Adapula yang menyebutnya nok-nok.

Piala Asia U-23: Pahlawan Timnas Indonesia di SEA Games 2023 Tak Dilirik STY

Lato-lato berasal dari Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam, permainan ini punya banyak sebutan; clickers, click-clacks, knockers, ker-bangers, atau clankers. Filosofi di balik nama ini diambil dari bunyi yang ditimbulkan saat dimainkan.

Ketika dimainkan, dua bola yang menggantung akan menimbulkan bunyi khas seperti clack-clack.  Sebelum menjadi salah satu jenis permainan, lato-lato khas Amerika berfungsi sebagai alat untuk melatih koordinasi mata dan tangan pada anak.

Philippe Troussier Akui Vietnam Tertinggal Jauh Dari Timnas Indonesia, Ini Penyebabnya

Dikutip dari beberapa sumber, permainan ini pertama kali populer ke Indonesia sekitar tahun 90-an. Meski begitu, permainan ini sudah ada sejak tahun 1970-an di nusantara. 

Sejak pertama kali masuk ke Indonesia, bahan atau dua bola yang jadi ciri khas Lato-lato sudah terbuat dari bahan plastik polimer. Sebelumnya, permainan berbahan dasar kaca temper. Tetapi ada insiden yang membuat bahannya diganti dengan plastik polimer.

Media Belanda Kaget Lihat Popularitas 3 Pemain Naturalisasi Ini Meningkat: karena Efek Indonesia

Di Amerika, permainan ini sempat dilarang oleh Bdan Pengawas Obat dan Makanan setempat. Sebelum melakukan tindakan pelarangan BPOM Amerika melakukan riset terlebih dahulu.

Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui potensi pecahnya bahan dasar lato-lato yang bisa menimbulkan efek luka pada anak. Hasilnya bisa diketahui pada tahun 1973. Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika mengimbau agar mianan ini ditarik.

Halaman Selanjutnya
img_title