Panggil dia Mansetus: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Tanpa Ijazah di Bidang Kesehatan

Mansetus dirikan YKS tekan angka kematian ibu dan bayi di Flores Timur
Sumber :
  • Satu Indonesia

VIVA Gorontalo – Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang kondisi kesehatan ibu dan anak se-Kabupaten Flores Timur tahun 2002 membuka rasa kepedulian Mansetus.

Janji Ragnar Oratmangoen di Laga Timnas Indonesia Vs Filipina Hari Ini

Mengapa tidak? Mansetus mendapati bahwa angka kematian ibu dan bayi di Flores Timur tergolong tinggi. Penyebabnya adalah keterlambatan petugas kesehatan menjangkau pasien lantaran minimnya sarana transportasi.

Pahit memang, tapi bagi Mansetus kondisi tersebut bukanlah kiamat sugra. Mansetus mengumpulkan anak-anak muda, mengajak mereka untuk bersepeda motor membawa para bidan desa dan para medis agar cepat tanggap melayani warga di milayah sulit. 

Serius Transformasi Sepak Bola Indonesia, PSSI Cetuskan Liga 4

Bukan cuma itu, Mansetus secara sadar mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS) pada tahun 2002. Rumahnya pun menjadi kantor untuk yayasan yang bergerak di bidang kesehatan tersebut.

Mansetus di Lewoleba, Kabupaten Lembata 5 Januari 1976. Pria yang memiliki sapaan akrab Mans itu tinggal di Kota Sau I, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur.

Badai Pasti Berlalu: 6 Tips Agar Tetap Positif Meski Sedang Tidak Bersemangat

Jika ditanya, Mansetus tak punya sama sekali skill apalagi pendidikan di bidang kesehatan. Di benaknya, kesehatan ibu dan bayi adalah segalanya. Ia pantas disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tanpa ijazah.

Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi malah memunculkan ide yang sulit dijangkau orang pada umumnya. Mansetus mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi dengan sistem kerusakan minimum untuk pelayanan kesehatan di pedesaan.

Tanpa pikir panjang, 13 sepeda motor dia beli untuk membonceng bidan dan petugas kesehatan melayani lima kecamatan di Flores Timur.

Ide Mansetus tak berhenti disitu. Dia sadar bahwa sepeda motor yang digerakkan mesin juga membutuhkan perawatan. Makanya, untuk merawat sepeda motor tiap perjalanan 2000 kilometer disediakan sebuah bengkel.

"Agar selalu siap beraksi dalam kondisi darurat," kata Mansetus.

Tidak ada yang lebih berharga bagi Mansetus selain melihat bidan dan petugas media bertindak cepat, ibu dan bayi selamat. 

"Senyum mereka adalah kebahagiaan kami."