Misi Pendeta Muda Merawat Perdamaian Lewat Dongeng di Maluku

Eklin Amtor de Fretes pendiri Rumah Dongeng Damai
Sumber :
  • Satu Indonesia

VIVA Gorontalo – Tahun 2017, Eklin Amtor de Fretes, pemuda asal Maluku mendirikan program Youth Interfaith Peace Camp. Program ini bertujuan untuk berbagi nilai-nilai perdamaian serta menghidupkan perdamaian lewat kreatifitas.

Pelukan Orang Tua Bikin Anak Pintar, Ini Manfaat LaiMemeluk Anak Setiap Hari

Eklin mendirikan program ini bukan tanpa sebab. Berangkat dari konflik Maluku tahun 1999, 90 pemuda lintas iman di Maluku (Islam, Kristen, Katolik, Agama Suku Nuaulu) diajak dalam program tersebut.

Dia juga memiliki tim relawan Jalan Merawat Perdamaian (JMP) yang membantunya menjalankan misinya.

5 Tips Menghadapi Orang yang Suka Playing Victim: Tetap Santuy dan Emosi Jangan 

Sedikit tentang konflik Maluku Tahun 1999. Orang-orang sering menyebutnya konflik antaragama; antara Islam dan Kristen. Meski pada kenyataannya, latar belakang konflik tersebut terbilang kompleks.

Puncaknya dari konflik tersebut ialah telah terjadi serangan terhadap Gereja Silo yang berada di tengah pusat Kota Ambon pada 26 Desember 1999 silam. 

Moms Wajib Tahu! Ini 7 Manfaat Tidur Siang untuk Pertumbuhan Anak 

Di hari yang sama, ratusan umat muslim di Masjid Desa Tobelo juga terbunuh oleh umat Kristen. Hal ini memperparah konflik.

Konflik bernuansa SARA ini menyadarkan berbagai pihak untuk segera mengatasinya. Upaya perundingan damai antara pihak yang bertikai dirangkum dan disepakati lewat perjanjian Malino II.

Mendongeng untuk perdamaian

Eklin Amtor de Fretes merawat perdamaian lewat dongeng

Photo :
  • Satu Indonesia

Tak bisa dimungkiri pascaperjanjian Malino II sejumlah gesekan masih saja terjadi. Selain itu, terjadi segregasi wilayah di Maluku. Orang tua kerap mewariskan cerita konflik 1999 kepada anak-anak. 

Hal itu membuat Eklin berpikir lagi bagaimana melestarikan pendidikan perdamaian lewat anak-anak. Mendongeng jadi pilihan Eklin melawan cerita-cerita konflik tersebut. Dia menamainya Dongeng Damai. 

Tepat dua tahun setelah Program Youth Interfaith Peace Camp (2019) Eklin kembali menggagas program Belajar di Rumah Dongeng Damai.

Anak-anak diajari Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, dan kelas seni. Kegiatan ini rutin dilakukan. Selain untuk menanamkan nilai perdamaian sejak dini, Eklin punya mimpin agar anak-anak di Maluku bisa mendongeng dengan berbagai bahasa sambil melakukan seni.

Eklin berharap dongeng bisa tetap hidup sebagai media untuk merawat perdamaian di Maluku. Untuk itu, pemuda yang sehari-harinya sebagai pendeta ini secara rutin mendongeng dan berkumpul dengan pemuda lintas iman.