Di Mata GP Mania Ganjar Pranowo Tak Ada Nilainya dan Suka Beda Mode
- Twitter @ganjarpranowo
Gorontalo – Riak-riak menuju Pilpres 2024 dikejutkan dengan bubarnya Ganjar Pranowo (GP) Mania.
Menurut Eks Ketua Umum GP Mania, Immanuel Ebenezer bubarnya gerakan tersebut tidak murni inisiatif sendiri.
Setidaknya ada tiga alasan mengapa gerakan yang sudah dirintis lama itu bubar sebelum waktunya.
Tidak ada nilai
Immanuel mengatakan sosok Ganjar Pranowo ternyata bukanlah figur yang bisa menjadi suksesor Jokowi.
Sebab, Ganjar tak memperlihatkan nilai yang ditonjolkan sebagai Capres. Sudah begitu, Ganjar dinilai tak punya gagasan membangun Indonesia.
"Tidak adanya nilai lebih yang ditonjolkan oleh Ganjar Pranowo sebagai capres, baik dalam hal gagasan maupun program membangun Indonesia yang lebih maju," tutur Immanuel.
Tidak mampu yakinkan rakyat
Alasan kedua diungkapkan eks Sekjen GP Mania, Akhmad Gojali. Gojali bilang sampai sekarang Ganjar tidak mampu meyakinkan rakyat.
Bahkan sebagai kader PDIP, Gubernur dengan rambut putih itu dianggap gagal meyakinkan partainya sendiri.
Beda mode
Selain tidak memiliki nilai lebih, miskin gagasan, gagal meyakinkan partai dan rakyat, Ganjar selalu tampil berbeda di media sosial dan dalam keseharian.
Tidak ada interfensi
Bubarnya GP Mania murni inisiatif para relawan. Immanuel menegaskan pembubaran ini tanpa interfensi dari pihak manapun. Termasuk Jokowi dan PDIP.
"Tidak ada suruhan pihak mana pun khususnya Pak Jokowi atau arahan-arahan dan perintah dari PDIP," kata Immanuel di kantor DPP Jokowi Mania (Joman).