Islah Bahrawi Ungkap Istri Nabi Muhammad dari Seorang Kristen dan Seorang Yahudi

Ilustrasi perempuan kristen
Sumber :
  • Istimewa

Gorontalo – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi mengungkapkan istri Nabi Muhammad SAW dari seorang Kristen dan seorang Yahudi.

'Mesin' Pengubah Nasib Perempuan Itu Bernama Elsa

Islah mengungkapkan nama istri Nabi Muhammad seorang kristen itu bernama Maria al-Qibthiyah, sedangkan seorang Yahudi bernama Shofia binti Huyay.

Hal ini disampaikan Islah dalam sebuah unggahan di media sosial Twitter baru-baru ini.

Perempuan Melawan Tradisi: Nafas Perjuangan Kartini Masih Ada dalam Diri Risna Hasanudin

Dalam unggahannya itu Islah bercerita bahwa tradisi monastik dan asketisme dalam kristen berkembang pertama kali di Timur Tengah. 

Tradisi monastik dan asketisme disebut juga tradisi pengingkaran kesenangan fisik untuk mendekat kepada Tuhan.

Kasus Perempuan Keukeuh Nikahi Pacarnya Meski Dianiaya Contoh Stockholm Syndrom 

Bahkan banyak pemuka agama Kristen abad-abad awal memilih tetap hidup di Timur Tengah.

Kelompok ini, kata dia, setidaknya memiliki kesamaan pandangan dengan kelompok Sufisme dalam Islam, yang mulai berkembang pesat pada awal abad ke-9.

Dijelaskan umat Kristen keturunan Arab di Timur Tengah saat ini terbagi dalam dominasi Koptik, Maronit, Ortodoks Rusia, Ortodoks Yunani, Katolik Roma, Ortodoks Armenia, Katolik Armenia, Assyria, dan Protestan. 

Mereka memiliki bahasa liturgis, ritual, adat istiadat dan pemimpin yang berbeda sesuai dengan arah keimanan mereka." tulis Islah.

"Gereja Koptik, bentuk kekristenan yang dominan di Mesir, muncul dari perpecahan doktrinal Gereja pada Konsili Khalsedon pada tahun 451. Pemerintah Mesir mendukung hak-hak orang Koptik untuk menyembah dan memelihara budaya mereka," tulis Islah.

"Sedangkan Gereja Maronit dimulai pada abad ke-5 oleh pengikut seorang imam Kristiani di Suriah bernama Maroun. Patriarkal Maronit yang berbasis di Libanon, membimbing para pengikutnya dalam ajaran Maroun dan para pendeta suci lainnya. Maronit masih merupakan salah satu komunitas Kristen dengan pengaruh politik paling kuat di salah satu negara Arab saat ini, yakni Lebanon," sambungnya.

Lebih lanjut pada awal abad ke-20 jumlah umat Kristen sebanyak 20 persen dari total populasi di Timur Tengah dan Afrika Utara. 

Namun, belakangan jumlah tersebut turun menjadi kurang dari 5 persen lantaran adanya diskriminasi rutin dalam pendidikan, politik, profesi, kehidupan sosial, hingga genosidal secara tidak langsung yang menyebabkan eksodus signifikan dari wilayah ini.

"Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi beberapa aksi kekerasan terhadap umat Kristen yang dilakukan oleh kalangan fundamentalis radikal di Mesir dan Suriah. Konflik Arab-Israel juga menyebabkan mayoritas orang Kristen Palestina meninggalkan tanah air mereka. Populasi umat Kristen di Palestina saat ini telah menurun dari 15% menjadi 2%," tulisnya lagi.

Pada abad ke-7, Nabi Muhammad sebagai pemimpin di Madinah begitu menghargai perbedaan keyakinan di tengah-tengah umat.

Nabi bahkan memperlakukan mereka sebagai minoritas di bawah perlindungan Islam yang disebut kaum Dhimmi.Nabi menyebut "Ahli Kitab" bagi umat Kristen dan Yahudi. 

"Sebagai agama yang telah lebih dulu ada, intimasi sosial antara umat Yahudi, Kristen dan Islam telah terjalin secara kultural selama berabad-abad. Bahkan disebut, Nabi Muhammad menikahi seorang Kristen, Maria al-Qibthiyah, dan seorang Yahudi, Shofia binti Huyay," tulis Islah.

Unggahan ini mendapat banyak tanggapan. Salah satunya akun @suleizdn.

"Bukannya Mereka berdua dinikahi Rasulallah sudah beragama islam pak ustadz identitas?"

"Ada banyak versi pak Wahabi. Dalam versi Ibnu Katsir, Mariyah adalah budak yang dimerdekakan yang belum tentu dinyatakan Islam (karena telah dibebaskan). Dalam "Tarikh at-Thabari, Tarikhur Rusul wal Muluk", Mariyah dinyatakan Islam setelah dimerdekakan lalu dinikahi Nabi," jawab Islah.

"Pada intinya, Mariyah al-Kibtiyah yang beragama Kristen Koptik, dikirimkan oleh penguasa Mesir bernama Muqawqis yang menolak dengan damai utk masuk Islam karena masih memeluk Kristen Koptik. Tapi diperjalanan, Mariyah dan 2 temannya menyatakan Islam secara sukarela dan diislamkan oleh utusan Nabi yg menjemputnya bernama Hatib bin Balta'ah," sambungnya.

Ada lagi akun @wahiki1 yang mempertanyakan bukankah kedua wanita itu dinikahi nabi swbtelah memeluk Islam.

"menikahi orang yg sebelumnya kristen - yahudi om .. Bukannya pas mau dinikahi beliau RAH masuk Islam dulu .. ?"

"Menurut catatan sejarah tidak pak. Menikahi pemeluk agama "ahli kitab" kan diperbolehkan pak. Maria al-Qibthiyah (Qibthiyah = Koptik) bahkan masuk Islam setelah dinikahi Nabi," jawab Islah.

Selain itu, kader PDIP, Budiman Sujatmiko juga tertangkap membagikan unggahan ini. 

"Baru tahu informasi tentang 2 istri Rasululllah SAW: perermpuan Kristen,

Maria al-Qibthiyah, dan perempuan Yahudi, Sofia binti Huyay..."