5 Pekerjaan yang Akan Diambil Alih Al di Masa Depan, Guru dan Dosen Salah Satunya?
- Worldpedia
Gorontalo – Terdapat lima pekerjaan yang terancam oleh perkembangan Artificial Intelligence (AI). Apa manusia sanggup bersaing dengan AI?
Perkembangan dari Artificial Intelligence (AI) belakangan ini memang semakin masif. Bahkan, perkembangannya diprediksi dapat mengancam pekerjaan manusia.
Dilansir dari News Australia, Selasa (21/2/2023) ada lima pekerjaan yang berpotensi diambil alih oleh AI. Hal tersebut diungkapkan Chinny Hedge, Professor di Universitas New York dan Pengcheng Shi, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Informasi, Rochester Institute of Technology.
1. Pekerjaan keuangan
Pekerja di sektor keuangan menghabiskan 2-3 tahun untuk belajar dan pemodelan Excel. Hal tersebut jauh lebih cepat jika dilakukan oleh AI.
"Meskipun demikian, keputusan krusial perihal keuangan dan ekonomi akan tetap dipegang oleh manusia," ujar Shi.
2. Software Engineering
"Pekerjaan ini diprediksi akan hilang tahun 2026 atau lebih cepat," kata Shi.
Pekerjaan membuat situs web, menyusun kode, membangun situs dan pekerjaan IT lainnya dapat dilakukan oleh AI.
3. Wartawan
Pertengahan 2020 Guardian menghadirkan GPT untuk menulis artikel, meskipun pada awalnya AI menemui kesulitan. Namun belakangan AI sudah lebih sempurna.
"Menyalin, meringkas, membuat artikel, dan hal-hal semacam itu dapat dilakukan dengan baik," ujar Hedge.
Namun, AI masih punya kelemahan di bidang jurnalistik. Menurut Hedge, AI masih tidak mampu untuk memeriksa fakta dengan efisien.
Memastikan kebenaran informasi, tampaknya masih butuh dipegang oleh manusia. Melakukan konfirmasi ke nara sumber memang bukan pekerjaan mesin.
Tahun 2021, OpenAI mengembangkan DALL-E untuk menghasilkan gambar sesuai perintah pengguna.
"Alat ini tentu menjadi ancaman bagi industri desain grafis dan kreatif," menurut Hegde.
Namun kelemahan terjadi ketika AI mengolah jutaan gambar yang memiliki hak cipta. Getty Images memproses hukum kepada perusahaan Stability AI atas kejadian tersebut.
5. Guru dan Dosen
Shi menilai jika ChatGPT sanggup mengajar di kelas. Meskipun terdapat bug dan ketidakakuratan, hal tersebut dapat dilatih dan dikembangkan.
"Untuk pendidikan tinggi, diperlukan peran manusia untuk masa mendatang," ujar Shi dan Hegde. Namun professor NYU berpendapat jika AI sanggup mengajar tanpa pengawasan.