Stop Hoaks Penculikan Anak! Begini Dampak dan Cara Menghindarinya

Ilustrasi fake news penculikan anak
Sumber :
  • Franco Bravo Dengo

Misinformasi dan disinformasi yang tersebar di media sosial biasanya berawal dari postingan yang dibagikan oleh akun anonim, lalu dibagikan berulang dan viral. Postingan-postingan itu berupa berita atau foto dan video yang membuat masyarakat panik. Lantas, apa yang harus kita lakukan ketika mendapatkan informasi soal penculikan anak di sosial media?

1. Saring Sebelum Sharing

Tindakan ini sangat penting diberlakukan untuk menghindarkan kita dari penyebaran hoaks. Sebisa mungkin jangan langsung membagikan apa saja informasi yang kita terima di media sosial—khususnya soal penculikan anak. Dalam banyak kasus, keinginan membagikan konten dengan cepat alhasil menjerat kita dalam lingkaran penyebaran hoaks.

2. Verifikasi dan Pengecekan

Langkah berikutnya adalah melakukan verifikasi. Bisa dimulai dengan memeriksa akun yang membagikan konten. Periksa apakah akun yang membagikan betul-betul akun pribadi atau anonim. Akun anonim biasanya tidak memakai foto profil atau terkadang mencomot foto artis dan memakai nama samaran atau inisial. Pembuat akun anonim berusaha merahasiakan identitas dirinya agar ia bisa bebas berpendapat di dunia maya.

Selanjutnya, verifikasi konten yang dibagikan. Jika konten tersebut dalam bentuk berita, maka periksalah media yang memberitakan. Kunjungi website-nya. Apakah situs berita itu sudah terverifikasi sebagai institusi pers resmi atau tidak. Dengan cara mengecek nama media tersebut di website https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers.

Periksa juga penulis dan editor yang bertanggungjawab atas berita itu. Kemudian jajaran redaksi serta informasi mengenai profil media (alamat, badan hukum, dan Jika tidak ada, bisa dipastikan itu berita hoaks atau porduk-produk berita dari media tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.