Pelaut Ulung dan Lika-liku Menggeluti Profesi Sebagai Pengepul Gurita

Ipin Mutama (40), pengepul gurita di Desa Torosiaje, Gorontalo
Sumber :
  • Jalipati Tuheteru/JAPESDA

Melalui sambungan telepon, Daeng Arif menawarkan kerja sama menjadi agen pengepul Gurita di Desa Torosiaje. Tak puas dengan perbincangan itu, Puah Kelsi meminta untuk saling bertemu dan mendiskusikan topik pembicaraan mereka.

Erick Thohir Tetap Bangga dengan Timnas Indonesia U-23

Pada 2018 memang hasil tangkapan gurita cukup melimpah di Desa Torosiaje. Sayang, banyaknya hasil tangkapan gurita tak sebanding dengan jumlah konsumen. Padahal harga gurita cukup tinggi.

Walaupun menjadi agen pengepul gurita sangat menggiurkan, namun Puah Kelsi gelisah dengan usaha yang potensial itu. Ia memikirkan tentang memulai usaha. Modal besar harus disiapkan, yang pastinya menguras isi dompet, sementara waktu itu ia tidak punya semua itu. Niat yang kuat namun tak memiliki cukup modal untuk memulai memaksa ia berpikir dua kali.

Lelah Fisik dan Mental, STY Jauhkan Pemain Indonesia U-23 dari Bola 2-3 Hari Kedepan

Lama kegundahan itu berputar-putar di kepala Puah Kelesi. Sebelum akhirnya Daeng Arif memberinya modal untuk menjalankan dan memulai usaha sebagai pengepul gurita. 10 Juta menjadi modal awal yang diberikan Daeng Arif untuk Puah Kelsi mencoba usaha yang cukup menjanjikan itu.

Hari demi hari aktifitas membeli dan menyuplai gurita pun Puah Kelsi jalankan. Tentu setiap usaha pasti punya batu sandungan. Benar saja, momen itu terjadi. Tanpa disadari ia mengalami kerugian yang cukup besar.

Ingin Lihat Timnas Indonesia U-23 di Olimpiade Paris, STY Takkan Sia-siakan Kesempatan Terakhir

Menurutnya kerugian itu terjadi karena ia belum cukup berpengalaman menjalankan usaha pengepul. Amatiran sepertinya tiba-tiba menjalankan usaha tanpa pengetahuan yang mumpuni dalam pemasaran gurita.

“Saat nelayan datang dengan gurita, saya langsung menimbang tanpa melihat kriterianya.” katanya tanpa melihat kualitas dan kriteria gurita.

Puah Kelsi menjelaskan, melihat kualitas gurita yang baik ditentukan dengan kategori ukuran (size). Dibagi menjadi empat bagian ukuran, yakni; ukuran A, B, C dan D untuk komersil. Namun ada syarat lain seperti melihat kelengkapan gigi rusak/tidak, perubahan warna serta keutuhan tentakel. Di luar syarat itu gurita menjadi kategori lokal, tentunya dengan harga jual yang rendah.

Halaman Selanjutnya
img_title