Me'eraji: Tradisi Orang Gorontalo Mengenang Peristiwa Israk Mikraj Semalam Suntuk 

Ilustrasi me'eraji
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube asone95

Gorontalo – Peringatan israk mikraj di Gorontalo dikenal dengan sebutan Me'eraji. Me'eraji merupakan tradisi orang Gorontalo yang berlangsung secara turun temurun. 

Islah Bahrawi Ungkap Istri Nabi Muhammad dari Seorang Kristen dan Seorang Yahudi

Berbeda dengan perayaan israk mikraj pada umumnya, Me'eraji digelar dengan durasi yang cukup panjang yakni semalam suntuk alias 8 jam. 

Mulai pukul 20.00 hingga 04.00 menjelang subuh.

Kisah Wanita Pembenci Pemuda yang Rajin Baca Alquran, Dapat Hidayah setelah Kena Karma

Dalam pelaksanaannya, Me'eraji dipimpin oleh satu orang yang disebut dengan ta mo me'eraji. 

Ta mo me'eraji bertugas membacakan naskah berisi kisah-kisah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW hingga peristiwa selama israk mikraj. Naskah dibacakan dengan intonasi atau lagu khas gorontalo dengan keras (menggunakan pengeras suara).

Cerita Fachriel Djou, Si 'Anak Bawang' dari Gorontalo yang Bakal Tampil di IFW 2023

Naskah yang dibaca berbahasa Gorontalo dan ditulis menggunakan huruf arab pegon. Naskah ini disebut tuladu me'eraji dan terdapat pada para imam (leebi) dan pemangku adat.

Pada hakekatnya, Me'eraji merupakan penjabaran pesan penting kehidupan Nabi Muhammad SAW yang harus dimaknai dan diteladani oleh umat manusia.

Pelaksanaan Me'eraji bisa dilakukan di masjid bisa juga di rumah masing-masing. Biasanya orang yang mengadakan me'eraji di rumah punya kepentingan atau hajat tertentu. Nah, warga yang menggelar me'eraji di rumah disebut dengan ta mopo me'eraji. 

Lantas seperti apa hajat tertentu itu?

Pertama, agar terhindar daei malapetaka. Kedua, diberikan kesehatan dan orang yang sakit segers disembuhkan. Ketiga, mendapat berkah, rejeki, dan permohonan kepada Allah agar dikabulkan segala hajat.

Pelaksanaan Me'eraji

Sebelum naskah dibacakan, ta mo Me'eraji membakar kemenyan agar pendengar para pendengar khusuk. Kemudian, ketika naskah atau tuladu meeraji akan dibacakan, ta mo meeraji menutup kepalanya dengan kain putih. Ini bermakna perjalanan Nabi Muhammad saya menumpangi buraq berwarna putih seputih salju dan menjaga rambutnya tidak berjatuhan saat perjalanan israk mikraj.

Berikut susunan acaranya:

1. Penyelenggara menyiapkan peralatan berupa kemenyan api, bara api, kain putih penutup kepala, meja yang dialas dengan kain putih, dan segelas air.

2. Ta mo meeraji duduk di tempat yang disediakan dan memimpin doa untuk keselamatan dunia akhirat diiringi shalawat nabi berulang kali.

3. Mulai membaca tuladu meeraji yang berisi uraian sifat-sifat nabi.

4. Membaca naskah berisi penjelasan perjalanan hidup Nabi Muhammad sampai peristiwa israk mikraj sekaligus mengingatkan manusia untuk mengambil hikmah dari kisah tersebut.

Sumber: Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan ham