Diskon untuk Anak Kecil dari Tuhan
- Bess Hamiti/ Pexel
“Dulu, ada riwayat. Ketika Rasulullah sujud, Hasan Husen itu naik ke punggung beliau. Semua riwayat mengatakan Nabi itu diam saja. Sampai ada sahabat yang menengok. Dari situ ditemukan riwayat ‘Oh ada cucunya naik punggung nabi.’ Seandainya tidak ada (sahabat) yang ‘nakal’ riwayat ini ndak ditemukan,” Jelas Budi.
“Setelah itu nabi beri penjelasan begini: ‘Aku tadi harusnya mengakhiri sujud sesuai aturan umum, tapi ada cucu saya. Saya biarkan sampai dia puas naik punggunggku. Sehingga dia turun, baru saya angkat.”
Agus tidak bisa lagi membantah. Sikapnya yang tadinya ngotot, seakan kehilangan otot.
“Terus saya harus gimana, Bud?” tanya dia.
“Tergurlah baik-baik. Jangan samakan ketika ente menegur orang dewasa dengan menegur anak kecil. Kalau mau ditegur jangan di masjid lah,” jawab Budi.
“Kenapa?”
“Filosofi riwayat tadi begini. Anak kecil itu: satu belum kena khitab. Dua jangan sampai salat itu jadi trauma. Seandainya Nabi bentak cucunya gara-gara salat, lama-lama cucunya trauma dengan salat karena dianggap problem. Sama kayak di bentak di masjid, anak kecil bisa trauma dengan masjid.”
Entah apa lagi yang mesti dilakukan untuk menutupi rasa malunya. Kopi dan gorengan juga sudah habis. Agus cuma tercenung, sementara Budi masih sempat-sempatnya melancarkan serangan akhir.