Diskon untuk Anak Kecil dari Tuhan
- Bess Hamiti/ Pexel
“Pengajaran atau penghajaran?” jawab Budi. Sekakmat, Agus terdiam.
Diskusi siang itu tampaknya akan segera berakhir. Budi memperbaiki duduknya. Diseruput lagi kopi dan kembali melanjutkan serangan.
“Sekarang aku tanya, anak kecil lari-lari itu haram, tidak? Tidak, kan? Malah orang tuanya yang bentak itu yang haram karena sudah mukallah (terbebani hukum islam), sudah tua salah langkah yaitu membentak.”
“Mukallah itu apa?” Suara Agus mulai memelan.
“Terbebani hukum islam. Justru karena itu, orang tuanya sudah kena khitab, sementara anak-anak belum. Masa gitu aja nggak tau.”
“Maksudnya, Bud?” Agus makin kebingungan.
“Orang tua itu suka keliru memaksa anaknya sopan. Padahal, Tuhan memberi diskon: anak kecil itu belum wajib sopan. Nggak apa-apa lari-lari di masjid. Asal masih anak kecil lho, ya? Dalam Islam tidak ada keharusan bagi tiga orang. Pertama, anak kecil sampai baligh. Kedua, orang tidur sampai dia bangun. Ketiga, orang gila. Artinya, anak kamu nggak kena khittab, ente yang kena khittab,” kata Budi.
“Oh, begitu, ya?” tanya Agus tersipu.