Bukan Cuma ke Ridwan Kamil, Ternyata Sabil Fadilah Pernah Lontarkan Kata Kasar ke Murid
- Azizi Erfan
Gorontalo – Nama Sabil Fadilah, guru honorer di Cirebon baru-baru ini jadi sorotan publik. Bukan karena prestasinya, melainkan kritiknya kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang menggunakan kata kasar.
Kata kasar dimaksud adalah kata 'maneh'. Sabil mengkritik Ridwan Kamil diunggahan video zoom saat mengapresiasi siswa yang rela patungan beli sepatu baru untuk temannya.
Dalam komentarnya, Sabil mempertanyakan kapasitas Ridwan Kamil saat memberikan apresiasi apakah sebagai kader partai, pemerintah atau pribadi.
"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil? ("Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)," tulis Sabil pada Rabu 15 Maret 2023.
Komentar ini langsung disematkan dan mendapat banyak hujata dari warganet. Ridwan Kamil pun meneruskan komentar Sabil ke pihak sekolah.
Tidak lama, Sabil langsung diberhentikan sebagai pengajar di SMK Telkom dan SMK Cirebon.
Usut punya usut, bukan baru kali ini Sabil melontarkan kata kasar. Wakil Kurikulum dan SDM SMK Telkom, Cahyadi Haryadi mengatakan Sabil juga pernah melontarkan kata-kata kasar kepada murid di sekolah.
Kejadiannya pada bulan September 2021. Orang tua murid sempat protes. Pihak sekolah lantas mengeluarkan surat peringatan (SP) 1 kepada yang bersangkutan.
“Surat peringatan pertama (SP1) diberikan di bulan September 2021, intinya masih seputar etikaprofesi yaitu mengeluarkan kata-kata kasar kepada peserta didik, kebetulan orang tua (murid) tidak terima” ungkap Cahyadi seperti dikutip dari VIVA, Sabtu, 18 Maret 2023.
“Ada beberapa informasi mengatakan, ketika (Sabil mengajar) di kelas ucapan-ucapan yang kurang pantas diucapkan sebagai seorang guru atau pendidik (sering diucapkannya),” sambung Cahyadi.
Tidak berhenti disitu. Sebulan kemudian, Sabil kembali bikin ulah. Dia kedapatan merokok di ruang guru. Padahal sudah jadi aturan sekolah dilarang merokok di ruang guru.
Parahnya lagi, yang bersangkutan sengaja mematikan CCTV agar bukti tidak diketahui guru dari sekolah lain.
"Kita ada aturan internal memang, jadi guru itu tidak boleh merokok. Yang lebih penting lagi memang kita ada CCTV untuk mengontrol ruang-ruang, dan dengan sengaja dan itu diakui dia mematikan cctv itu untuk menghapus atau menghilangkan bukti bahwa ia merokok,” pungkasnya.