Flu Babi Afrika Jangkiti Ribuan Babi di Indonesia, Manusia Bisa Terinfeksi?

Ilustrasi babi
Sumber :
  • Unsplash

Gorontalo – Flu babi Afrika (Africa Swine Flu atau ASF) kini menyedot perhatian masyarakat luas karena sudah memasuki Indonesia. Ribuan babi di Indonesia telah terinfeksi virus tersebut sehingga menyebabkan kematian massal.

Ade Armando Sebut Tidak Semua Umat Islam Percaya Babi Haram Dimakan

Ketakutan dapat menjangkiti manusia muncul, apakah manusia bisa terinfeksi virus tersebut? Simak fakta-faktanya.

Tidak menular ke manusia

Flu babi Afrika atau ASF adalah penyakit virus yang mudah menular dan mematikan yang menyerang babi lokal dan liar dari segala usia.

Ribuan Babi Terinfeksi Virus ASF, Peternak di Gowa Rugi Hingga Miliaran Rupiah

ASF bukan merupakan ancaman bagi kesehatan manusia dan tidak dapat ditularkan dari babi ke manusia. Ini bukan masalah keamanan pangan.

Ditemukan di Sejumlah Negara 

ASF ditemukan di negara-negara di seluruh dunia. Baru-baru ini, telah menyebar ke Republik Dominika dan Haiti.

Viral! Babi 'Sakti' Ditembak Berkali-kali, tapi Tidak Mati

ASF juga telah menyebar melalui China, Mongolia dan Vietnam, serta di beberapa bagian Uni Eropa. Itu tidak pernah ditemukan di Amerika Serikat.

Program demam babi Afrika dari USDA, Lindungi Babi Kita, menyediakan alat dan sumber daya yang Anda perlukan untuk memastikan bahwa Anda melakukan segala kemungkinan untuk menjaga kesehatan babi dan mengurangi risiko penyebaran ASF.

Penilaian Flu Babi Afrika 

APHIS telah mengembangkan tiga sumber daya baru terkait demam babi Afrika: 

  • Penilaian kualitatif kemungkinan masuknya virus demam babi Afrika ke Amerika Serikat. 
  • Kerangka evaluasi risiko bahan pakan non-hewani. 
  • Tinjauan literatur bahan pakan asal non-hewani dan penularan patogen virus babi.

ASF adalah penyakit yang menghancurkan dan mematikan yang akan berdampak signifikan pada produsen ternak AS, komunitas mereka, dan ekonomi jika ditemukan di sini. Tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk penyakit ini. Satu-satunya cara untuk menghentikan penyakit ini adalah dengan mengurangi jumlah populasi babi yang terkena atau terpapar.

Gejala Flu Babi Afrika 

  • Demam tinggi 
  • Nafsu makan menurun dan lemas 
  • Kulit merah, berjerawat atau lesi kulit 
  • Diare dan muntah 
  • Batuk dan kesulitan bernapas 

Biosekuriti di peternakan sangat penting untuk mencegah penyakit hewan berkembang dan menyebar.

Semua pemilik babi dan siapa pun yang terlibat dalam operasi babi harus mengetahui dan mengikuti praktik biosekuriti yang ketat untuk membantu melindungi babi AS dari ASF.  

Ada pun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) melaporkan sebanyak 14.756 ekor ternak babi mati mendadak akibat serangan virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika.

Staf Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, I Gusti Ngurah mengungkapkan, sejak awal April 2023 lalu virus flu babi masuk melalui daging babi yang dikirim dari luar Luwu Timur.

"Benar, kami simpulkan kemungkinan besar penyebabnya dari virus ASF. Karena hampir semua yang mati menunjukkan gejala yang sama," kata Gusti Ngurah, saat dimintai konfirmasi, Selasa 16 Mei 2023. 

Gusti mengungkap total 14.756 ekor babi yang mati akibat terpapar virus ASF itu tersebar di 11 kecamatan di Luwu Timur.

Kesebelas kecamatan itu yakni Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kaleana.

 “Jadi dari semua total itu berada di sebelas Kecamatan di Luwu Timur," ungkapnya. 

Dia memprediksi, kematian ternak babi milik warga akan terus bertambah, karena penyebaran virus flu babi terus terjadi hampir merata di seluruh wilayah di Lutim.

Dia pun menyebut jika ribuan babi tersebut mati hanya dalam kurun waktu satu bulan yakni dari April sampai Sabtu 13 Mei 2023.

Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id dengan judul artikel : Flu Babi Afrika Masuk Indonesia Intai Ribuan Babi, Tulari Manusia?