Senja Kala Mantan Chef Hotel Bintang Lima di Warung Nasi Goreng Kaki Lima

Mas Wawan
Sumber :
  • Gorontalo VIVA

Ilmu masak memasak dia dapatkan dari bangku sekolah, meski tidak lama. Hanya berkisar dua tahun, lalu berhenti. Selebihnya autodidak sampai bisa ikut training di outlet Japanese restaurant Hotel Horison Ancol, Jakarta (sekarang Hotel Mercure Convention Centre).

Tentang Waktu

“Kebetulan waktu itu tetangga saya supervisor coffee shop di hotel. Dia liat saya setelah berhenti sekolah, kan beberapa bulan nganggur, lalu diajak kerja. Pertama masuk saya di schwarzer. Hanya hitungan bulan, terus bos lihat akhirnya diangkat di restoran Jepang.”

“Karena saya waktu itu masih nol, saya training dulu tiga bulan. Lulus, baru masak. Di Horison Jakarta saya sampai 1997.”

Jubir PSI Curhat Harga Nasi Ayam 2 Porsi Rp155 Ribu, Langsung Dijawab Pemilik RM

12 tahun memasak untuk tamu Hotel Horison Ancol, mas Wawan memilih resign dan mengadu nasib di hotel lain. Aktivitasnya masih sama, bergelut dengan masakan Jepang. Namun, pekerjaannya sering terganggu jarak rumah yang terlalu jauh dari hotel ditambah macetnya ibukota. Mundur jadi pilihan ketika jarak dan macet tak bias dikompromi. Tidak butuh waktu lama tawaran datang lagi masih dari hotel  Jakarta.

“Setiap saya pindah selalu naik tingkat. Posisi saya dulu masih Demi Chef langsung Chef de Partie. Kan, ada tahap-tahapnya.”

Doyan Makan Nasi Goreng? Waspada Bahaya Obesitas Mengintai

Kepiawaiannya memasak tidak berhenti di Jakarta. Tawaran demi tawaran membawanya terbang ke Medan, Palembang, dan Lampung. Hingga tahun 2014, Lampung menjadi dapur terakhir mas Wawan menggelar food attraction, menuai cuan, dan decak kagum para tamu.

“Yang paling berkesan itu di Medan. Di sana orang makannya luar biasa. Masak saja saya sampai kewalahan. Waktu itu saya juga pegang teppanyaki. Paling senang kalau masak, saya ada atraksi. Ada tamu-tamu Korea, China, saya kasih api sedikit langsung ‘duaaarr’. Senangnya disitu, terus dapat uang tip.” 

Halaman Selanjutnya
img_title